Penelitian terhadap dampak radiasi sinyal nirkabel pada
manusia umumnya tidak menghasilkan kesimpulan yang kongkrit. Akan tetapi, dari
penelitian terbaru yang dilakukan terhadap pohon, terungkap bahwa makhluk hidup
yang satu ini lebih ringkih dibanding manusia. Penelitian yang dilakukan oleh
Wageningen University menemukan bahwa pepohonan yang tumbuh di kawasan yang
memiliki aktivitas WiFi tinggi, khususnya di kawasan pemukiman penduduk,
menderita gejala yang tidak sama dengan gejala yang disebabkan oleh bakteri
atau virus.
Seperti dikutip dari PopSci, gejala-gejala yang muncul
pada pohon termasuk di antaranya adalah pendarahan, celah di kulit, matinya
bagian tertentu dari daun, serta pertumbuhan yang abnormal. Untuk mengujicoba
hipotesa apakah penyebab penyakit misterius tersebut diakibatkan oleh radiasi
WiFi, peneliti menggunakan 20 pohon ash atau Fraxinus dan memberikan berbagai
tingkat radiasi pada pohon-pohon tersebut selama 3 bulan.
Ternyata, pohon yang terekspos sinyal WiFi menunjukkan
tanda-tanda penyakit akibat radiasi, termasuk warna seperti timah pada
daun-daunnya, yang mengindikasikan bahwa daun tersebut akan segera mati.
Sebagai gambaran, di negara seperti Belanda, sekitar 70 persen pepohonan di
kawasan pemukiman mengalami efek samping dari radiasi. Angkanya naik dari hanya
10 persen pada 5 tahun lalu. Ini merupakan hal yang lumrah mengingat penggunaan
WiFi telah meroket pada beberapa tahun terakhir.
0 komentar:
Posting Komentar